Sekedar Mimpi
- Selasa, 02 April 2024
- Administrator
- 0 komentar
Di balik langit yang luas berselubung
Di negeri terpencil yang sunyi merajalela
Derita anak terpencil terpendam dalam hening
Terhimpit di antara impian yang terluka
Mereka menatap jalan berbatu tak terurai
Infrastruktur yang terlupakan, terabaikan
Langkah kecil mereka, terjebak dalam jerat kehampaan
Di tepian derita, mereka menangisi harapan
Rumah-rumah bambu rebah tak bertiang
Sekolah tanpa atap, ilmu pun merana
Mereka menanti matahari, bintang di langit kelam
Menjemput peluang, di tiap tatapan senja
Gelapnya malam, tiada lampu yang menyala
Di peraduan gelap, mimpi-mimpi terbaring terkubur
Anak-anak terpencil, terjebak dalam labirin hampa
Menggapai sinar, meraih temaram yang berdenyut
Derita anak terpencil, bukanlah angan semu
Terukir dalam duka, di balik luka yang terpendam
Namun di antara sunyi, ada nyanyian harapan
Mereka bertahan, berjuang di dalam doa yang terucap
Biarkan puisi ini menjadi lentera
Bagi mereka yang tersisih, yang tak terdengar suaranya
Mari berdiri, bersama mereka berjuang
Menyinari jalan, mewujudkan infrastruktur yang merata