You need to enable javaScript to run this app.

Sajak Anak Amfoang

  • Selasa, 02 April 2024
  • Administrator
  • 0 komentar

Di desa terpencil, di pulau yang terlupakan
Anak-anak Amfoang tumbuh dalam harapan
Di antara kekayaan alam yang melimpah
Mereka menyimpan mimpi di dalam hati yang polos

Di sana, di bawah sinar mentari yang hangat
Mereka berlari di antara pohon kelapa dan pantai pasir putih
Namun di balik senyuman yang merekah
Tersembunyi keinginan yang tak terungkap

Mimpi-mimpi anak Amfoang terpendam dalam sunyi
Di tengah kehidupan yang terbatas, di tengah keterbatasan yang nyata
Mereka bermimpi tentang peluang yang tak terduga
Tentang dunia yang luas, tentang cahaya yang menyinari

Namun sayang, mimpi-mimpi itu sering terlupakan
Di tengah kesibukan bertahan hidup, di tengah realitas yang keras
Anak-anak Amfoang terpinggirkan oleh waktu
Mimpi-mimpi mereka tenggelam dalam derasnya arus hidup

Tapi janganlah terlupakan, oh anak-anak Amfoang
Mimpi-mimpi kalian adalah permata yang berharga
Meskipun terpendam dalam kegelapan
Mereka tetaplah api yang menyala dalam hati kalian

Biarkan mimpi-mimpi itu mekar seperti bunga di musim semi
Biarkan mereka menerangi langit malam yang gelap
Karena di setiap langkah kalian, di setiap detik kehidupan
Mimpi-mimpi anak Amfoang akan menuntun kalian menuju cahaya
Di pedalaman sunyi tempat anak bermain
Terpencil dari kemajuan, infrastruktur tak merata
Mereka terdiam dalam derita yang tak terucap
Langkah kaki kecil meniti jalan berbatu

Rumah mereka sederhana, di pinggiran desa terlupa
Di antara reruntuhan jalan yang tak terawat
Tiada listrik menyinari malam, tiada air mengalir di siang
Mereka bertahan dalam hening, dalam penderitaan yang tersembunyi

Di sana, anak-anak mengeja impian di debu
Di tengah reruntuhan, mereka menyanyikan lagu
Mereka bermimpi tentang jembatan yang menghubungkan
Desa terpencil dengan dunia yang terang

Namun di sana, hanya ada kesunyian yang memeluk
Infrastruktur yang terabaikan, harapan yang luntur
Derita anak terpencil tak terdengar, tak terasa
Seperti puisi yang hilang di tengah hutan belantara

Hingga suatu hari, cahaya pun menyinari
Langit terbuka lebar, infrastruktur pun tumbuh
Anak-anak terpencil pun menari dalam sukacita
Mimpi-mimpi mereka kini menjadi nyata

Derita anak terpencil, kini menjadi cerita
Tentang perjuangan dan harapan yang tak terpadamkan
Di balik keheningan dan kegelapan malam
Terbitlah sinar, meratakan jalan untuk mereka

Manubelon, April 2024

Bagikan artikel ini:

Beri Komentar

Yoakim Nahak, S.Pd

- Kepala Sekolah -

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan anugerahNya sehingga website SMA Negeri 1 Amfoang Barat…

Berlangganan
Banner